Asosiasi Pariwisata Kaohsiung
Asosiasi Pariwisata Kaohsiung menyatukan Distrik 38 Kaohsiung dan tiga kota kecil di Pingtung utara. Produk istimewanya termasuk teh kamelia, kopi, lobak putih, dan minyak sacha inchi. Pemandangan yang beragam di kawasan ini meliputi kota pegunungan, daerah pesisir, pelabuhan, desa Hakka, desa nelayan, dan budaya menawan lainnya. Daya tariknya meliputi taman budaya, pusat perbelanjaan, dan pabrik pariwisata yang khas. Anda akan disambut dengan kecerahan dan kehangatan di Taiwan selatan. Jelajahi mulai dari pegunungan hingga lautnya, serta nikmati kegembiraan dan keindahan Rangkaian Pariwisata Kaohsiung.
Tempat Wisata
|
Museum Buddha Fo Guang Shan di Kaohsiung dibuka pada tahun 2011. Di luarnya terdapat taman seluas lebih dari 100 hekrtar. Tempat ini merupakan tempat yang wajib dikunjungi di Kaohsiung. Fo Guang Shan adalah fasilitas yang berorientasi pada masyarakat yang mempromosikan pendidikan seumur hidup. Museum ini juga mengelola Museum Buddha untuk mewariskan tema-tema keagamaannya dan mempertahankan fasilitas tersebut sebagai tempat ikonik di Taiwan selatan.
|
Museum Hidangan Kedelai Rebus Taiwan adalah museum unik pertama di Taiwan. Museum ini memadukan tema teknologi, keamanan pangan, dan nostalgia pasar malam Taiwan. Mereka menjual produk kedelai rebus. Museum ini telah dipilih selama bertahun-tahun oleh Biro Industri Kementerian Urusan Ekonomi sebagai “Pabrik Sorotan Wisata Mancanegara”. Anda bisa membeli tiket gabungan yang dapat digunakan di tempat-tempat terdekat lainnya, seperti museum penerbangan.
|
Taman Bertema Dunia E-DA menyediakan restoran, pusat perbelanjaan, dan taman hiburan. Bangunan seluas 90 hektar ini memiliki tempat untuk pendidikan, perawatan medis, tempat makan, olahraga, hiburan, perbelanjaan, dan akomodasi. Pasar terbuka yang berjumlah 123 ini memiliki pameran dan acara penjualan yang diselenggarakan oleh anggota Asosiasi Pariwisata Kaohsiung.
|
Lokasi Jalan Sanfeng Tengah saat ini dulunya dinamakan Jalan Sankuaicuo. Sankuaicuo adalah salah satu desa bersejarah di Kaohsiung. Pada tahun-tahun terakhir sebelum era Qing di Taiwan berakhir pada tahun 1895, masih dilewati Kanal #2. Kawasan tersebut merupakan tempat persinggahan penting di sepanjang kanal. Akibatnya, pertokoan di Jalan Sanfeng Tengah membentang sepanjang 400 meter, dan bahan makanan ditumpuk tinggi. Jalan tersebut merupakan tempat yang wajib dikunjungi warga Kaohsiung pada Tahun Baru Imlek.
|
Distrik perbelanjaan Riverside berada di kawasan pemukiman dan komersial di dekat Jalan Mingzhe, Jalan Mingxian, Jalan Hedi, dan Jalan Mingcheng ke-2. Kawasan ini membentang di sepanjang Sungai Cinta, dan berbagai fasilitas komersial di distrik ini meliputi restoran, kedai kopi, toko pakaian, salon kecantikan, dan toko buku. Di malam hari, pengunjung dapat menikmati pantulan lampu di Sungai Cinta, dan hembusan angin lembut yang sejuk di sela-sela pepohonan.
|
Pelabuhan Singda adalah pelabuhan pemancingan terbesar di Taiwan, dan merupakan pusat desa nelayan tradisional yang menjadi objek wisata. Perahu-perahu kecil melaut pada larut malam atau dini hari. Mereka kembali sekitar tengah hari untuk menjual hasil tangkapannya. Pengunjung dapat menyaksikan pembongkaran produk dan pelelangan. Ikan-ikan yang baru ditangkap sangat lezat. Meskipun ini adalah pasar grosir, beberapa pedagang juga menjual dalam jumlah kecil kepada perorangan.
|
Mercusuar Kaohsiung dibangun pada tahun 1883. Orang-orang sering menyebutnya “Mercusuar Qihou.” Mercusuar ini terletak di puncak Gunung Qihou di Distrik Qijin, Kota Kaohsiung. Mercusuar ini merupakan satu-satunya mercusuar oktagonal berbata putih di Taiwan. Bagian atasnya berbentuk silinder dengan arsitektur yang elegan. Renovasinya selesai pada tahun 2022, dengan penambahan fasilitas seperti area untuk minum kopi. Pengunjung dapat menikmati kopi sambil menyaksikan kapal-kapal memasuki pelabuhan dan pemandangan di sekitarnya.
|
Perpustakaan Stack II berada di Dermaga 2 Pelabuhan Kaohsiung. Pada masa pendudukan Jepang, perpustakaan ini merupakan gudang satu lantai dengan dinding bata dan atap genteng. Setelah rusak akibat Perang Dunia II, perpustakaan ini dibangun kembali pada tahun 1960-an menggunakan beton bertulang dan baja. Bangunan tanpa pilar internal ini memudahkan perpindahan barang. Pada tahun 2003, pemerintah Kaohsiung menyatakan perpustakaan ini sebagai bangunan bersejarah. Di era modern, tempat seluas 3.000 meter persegi ini menawarkan makanan klasik, produk buatan tangan, dan teras dengan pemandangan laut yang indah, menjadikannya sebagai tempat bertemu yang populer bagi penduduk lokal dan wisatawan.