Asosiasi Pariwisata Matsu
Empat kota dan lima pulau Matsu adalah rumah bagi pemandangan yang menakjubkan, budaya arsitektur Fujian Timur dan medan perang bersejarah. Matsu juga merupakan rumah bagi “air mata biru” neon yang luar biasa, hasil karya mikroorganisme di dalam air, serta tiga festival besar. Masing -masing Kepulauan Matsu memiliki karakteristik, pemandangan, budaya, dan makanannya sendiri. Masakan Matsu terkait erat dengan anggur beras dan vinasse merah (produk turunan beras merah dari produksi anggur), serta hasil dari lingkungan laut yang kaya, seperti kerang segar. Mercusuar yang dibangun oleh Inggris di Ju dan Kepulauan Dongyin menjadi pelengkap yang sangat menarik. Selamat datang di tanah ini dan nikmati keindahan dan sejarah Matsu!
Tempat Wisata
 |
|
Desa Qinbi adalah salah satu pemukiman paling luas di Kepulauan Matsu dalam hal melestarikan arsitektur tradisional Fujian. Desa ini populer di kalangan lingkaran arsitektur, budaya dan artistik di rumah dan di luar negeri. Di masa lalu, penduduk desa mencari nafkah dengan menangkap udang. Pada tahun 1970 -an, seiring dengan merosotnya industri perikanan, sebagian besar penduduk harus pergi untuk mencari nafkah. Rumah -rumah kosong yang mereka tinggalkan diubah menjadi homestay serta ruang seni dan budaya atas perintah renovasi yang direncanakan pemerintah. Rumah-rumah batu ini mampu menghidupkan kembali gaya masa lalu yang beragam.
 |
|
Mercusuar Tung Chung (juga dikenal sebagai Mercusuar Pulau Dongyin) berada di Gunung Shiwei di bagian ujung timur Kepulauan Matsu, yang juga dikenal sebagai Mercusuar Xinjiang Utara. Menara bata putih bersih setinggi 13 meter ini memancarkan gaya arsitektur Eropa abad ke-18 di tebingnya.
 |
|
Diperluas pada tahun 1974 dan digunakan sebagai terowongan militer, terowongan 88 sekarang diisi dengan produk-produk penyulingan Matsu. Terowongan ini dilapisi dengan guci yang berisi minuman beralkohol berbasis sorgum kerkualitas. Suhu terowongan terjaga antara 16-19 derajat Celcius. Di atas terowongan, sebagai kenangan masa lalu militernya, tertulis karakter “Baba,” yang berarti “88.” Penyulingan ini menjual produknya dengan merek terkenal “Tunnel 88.”
 |
|
Kuil Matsu (Matzu) Tianhou adalah kuil terbesar dan paling megah di daerah Matsu. Kuil ini juga dikenal sebagai Kuil Magang Tianhou. Lebih dari 4.000 balok kayu digunakan untuk membuat kurung yang ditempatkan pada kolom yang menopang struktur. Menurut catatan tertulis, kuil ini dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Jiaqing Dinasti Qing, yang berasal dari 1796-1820. Proyek restorasinya selesai pada tahun 2002. Ini adalah bangunan bergaya istana yang mengesankan dan khidmat. Kuil ini dirampungkan oleh pengrajin dari tiga tempat di kedua sisi Selat Taiwan. Ukiran batu di pilar-pilar naga dan para dewa di dewa pintu yang diukir, serta detail lainnya, tampak sangat indah. Sarkofagus di aula utama diyakini sebagai tempat peristirahatan Matsu, sang ratu surga.
 |
|
Sangat dekat dari kuil Tianhou, di sisi gunung, terdapat patung raksasa dewi Matzu, sang ratu surga, yang rampung pada Oktober 2009. Pembangunan mulai dari proposal hingga penyelesaian resmi membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun. Pembangunan ini mewakili pengabdian masyarakat kepada Matzu. Struktur utama patung raksasa itu diukir dari 365 keping granit, melambangkan “365 hari, dengan kedamaian setiap hari.” Menjulang tinggi di bukit dekat pantai, sang dewi terlihat agung dan memancarkan belas kasih.
 |
|
Desa Jinsha terletak di kaki Gunung Yuntai di bagian barat daya Pulau Nangan yang menonjol. Jinsha adalah tempat yang bagus untuk menikmati matahari terbenam dan berjalan-jalan di pantai. Rumah-rumah batu kuno desa yang terawat telah menambah ketenarannya. Bangunan-bangunan bersejarah ini masih menyiratkan keindahannya yang sederhana.
 |
|
Penyulingan Matsu berada di pintu masuk ke desa fuxing di dekat kaki Pegunungan Niujiao. Penyulingan ini menggunakan mata air segar dan jernih. Alkohol halus yang dihasilkannya sangat terkenal. Produk-produknya yang terkenal termasuk minuman beralkohol Tong Chong Ta Chu dan minuman beralkohol Kaoliang yang berbasis sorgum lainnya. Minuman ini telah menjadi produk ikonik Matsu.
 |
|
Pantai lurus dan pasir lembut Pantai Banli dikelilingi oleh Qinshan, Banshan dan Lishan. Pantai pasir putih ini sangat berharga bagi Matsu, yang memiliki banyak pantai berbatu. Saat matahari terbit maupun matahari terbenam, pengunjung Pantai Banli dapat mengalami keindahan perubahan cahaya, bayangan, dan awannya.
 |
|
Pantai Tanghoudao berada dekat dengan Bandara Beigan. Awalnya itu adalah sandbar penghubung pulau yang menghubungkan desa-desa Tangqi dan Houao. Berkat pasirnya sangat halus dan putih, pantai ini dikenal sebagai “pasir gula.” Daerah sekitarnya sangat luas, dan pantainya seperti dataran di laut. Ketika air pasang sedang tinggi, pantainya tenggelam oleh air laut dan hanya jalan sempit yang terlihat. Saat air surut, pantai-pantai di kedua sisi akan terlihat.
 |
|
Pulau Daqiu, yang dikenal sebagai “Pulau Rusa Sika,” terletak di sebelah utara Pulau Beigan. Salah satu fiturnya adalah Jejak Ekologi Daqiu, yang panjangnya 400-500 meter. Di sepanjang jalan ini, Anda dapat melihat banyak rusa Sika yang lucu serta fasilitas militer. Anda juga dapat melihat burung laut yang terbang di bulan-bulan musim panas. Daqiu adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi sambil berwisata ke Matsu. Ekologinya yang unik tak terlupakan.
 |
|
Di titik paling utara Taiwan terdapat kota Dongyin Matsu di tanjung Hou’ao di kotamadya pulau Xiyin. Kantor Pusat Kawasan Pemandangan Nasional Matsu membangun anjungan observasi di tempat tersebut dengan koordinat N26° 22’58.8″ E120° 28’34.0″. Keduanya dibangun untuk menandai lokasi dan memberikan pemandangan yang lebih baik bagi pengunjung. Sebuah plakat batu menandai tempat itu sebagai “batas utara negara itu.” Banyak wisatawan yang memotret dengan plakat ini untuk mengabadikan kunjungan mereka ke tempat yang unik ini.
 |
|
Tebing Yixiantian adalah parit curam yang terkikis air laut di dekat tanjung Tianwangao di sisi timur Pulau Dongyin. Dua dinding batu vertikal berdiri berdekatan, sementara di bawahnya ombak menghantam batu, yang terdengar seperti kuda yang berlari kencang. Suara-suara dari angin dan ombak bergema dari dinding batu. Terdapat terowongan di antara tebing, dan jembatan semen dengan anjungan hanya berjarak 10 meter dari laut. Meskipun anjungan ini hanya 10 meter di atas laut, tetapi sudutnya dapat menghadirkan pemandangan seolah-olah Anda berada 100 meter di udara.
